Konsumsi sumberdaya alam dan gaya hidup 7 miliar penduduk dunia saat ini telah melebihi kemampuan bumi untuk memulihkan diri secara alami dan menyangga kehidupan manusia secara berkelanjutan. Saat ini dibutuhkan 1½ bumi untuk dapat menopang gaya hidup dan konsumsi manusia.
Reduksi Dampak Lingkungan

-
LIVING PLANET REPORT
Ambang batas ekologis atau kemampuan bumi dalam menyediakan sumberdaya bagi manusia harus dijadikan patokan dalam proses pembangunan dan pengambilan kebijakan. Sumber daya bumi seperti keanekaragaman hayati dan jasa lingkungan adalah modal untuk memenuhi ketahanan pangan, air dan energi.
Tanpa adanya upaya untuk mengurangi konsumsi berlebih dan eksploitasi sumberdaya alam, dengan populasi penduduknya yang besar dan terus meningkat, Indonesia akan menghadapi kelangkaan sumberdaya alam dan degradasi lingkungan.
Dalam upaya mengurangi dampak ekologis yang disebabkan manusia, saat ini WWF Indonesia secara khusus memfokuskan upayanya pada 5 hal prioritas yaitu:
Kami juga berupaya mempengaruhi dan mentransformasi pasar, yaitu bagaimana dan dimana perusahaan dan lacak balak (chain of supply) berasal, serta bagaimana komoditas-komoditas penting diproses sebelum sampai ke konsumen.
Tujuan kami tidak lain agar setiap orang dapat berupaya untuk mengkonsumsi sumberdaya alam sesuai kemampuan planet Bumi untuk menopang kehidupan manusia.
Tanpa adanya upaya untuk mengurangi konsumsi berlebih dan eksploitasi sumberdaya alam, dengan populasi penduduknya yang besar dan terus meningkat, Indonesia akan menghadapi kelangkaan sumberdaya alam dan degradasi lingkungan.
Dalam upaya mengurangi dampak ekologis yang disebabkan manusia, saat ini WWF Indonesia secara khusus memfokuskan upayanya pada 5 hal prioritas yaitu:
- Pertanian (kelapa sawit, cokelat/kakao dan kopi)
- Perikanan (penangkapan ikan berlebihan, illegal & unregulated fishing, dan bycatch, dan akuakultur )
- Kehutanan (produk kayu, kertas & bubur kertas, dan hasil hutan non kayu)
- Iklim dan Energi terbarukan (penggunaan energi terbarukan, dampak dari hilangnya hutan, kebijakan terkait perubahan iklim dan energi terbarukan)
- Kota yang berkelanjutan/sustainable cities (kota-kota yang dikembangkan dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan)
Kami juga berupaya mempengaruhi dan mentransformasi pasar, yaitu bagaimana dan dimana perusahaan dan lacak balak (chain of supply) berasal, serta bagaimana komoditas-komoditas penting diproses sebelum sampai ke konsumen.
Tujuan kami tidak lain agar setiap orang dapat berupaya untuk mengkonsumsi sumberdaya alam sesuai kemampuan planet Bumi untuk menopang kehidupan manusia.
Jejak ekologis (ecological footprint) adalah sistem yang mengukur seberapa banyak ruang, baik di darat maupun di air, yang diperlukan manusia untuk menghasilkan sumberdaya yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang mereka hasilkan.
Sejak tahun 1950, populasi dunia telah bertambah lebih dari dua kali lipat dan diperkiraan akan mencapai 9,3 milyar pada tahun 2050. Pertumbuhan jumlah penduduk ini, bersamaan dengan pertumbuhan konsumsi, akan berdampak pada keanekaragaman hayati dan jejak ekologis kita.
Sejak tahun 1950, populasi dunia telah bertambah lebih dari dua kali lipat dan diperkiraan akan mencapai 9,3 milyar pada tahun 2050. Pertumbuhan jumlah penduduk ini, bersamaan dengan pertumbuhan konsumsi, akan berdampak pada keanekaragaman hayati dan jejak ekologis kita.